Gowa — Proyek Pembangunan jembatan Salari di Desa lembangLoe Kecamatan Biring Bulu Kabupaten Gowa diduga mangkrak. Anggaran pembangunan yang bersumber dari APBD TA 2022 senilai Rp.2,9 Miliar itu semakin menjadi tanda tanya besar bagi masyarakat setempat.
Pasalnya, proyek pembangunan jembatan SALARI Dinas PUPR Bidang Binamarga Pemkab Gowa yang berlokasi di Desa lembangLoe kecamatan BiringBulu itu kendati anggarannya hampir mencapai 3 miliar namun tidak bisa dimanfaatkan bagi masyarakat untuk mengangkut hasil perkebunan menggunakan kendaraan roda 2, 4 atau roda 3.
“Luar biasa! Masa jembatan senilai Rp 2,9 Miliar dibangun seperti ini? Mahal-mahal dibangun tapi hanya bisa dilalui orang bukan kendaraan ,” kesal salah seorang warga yang gagal melewati jalur jembatan tersebut
Warga tersebut menduga jika perusahaan rekanan pelaksana pengerjaan jembatan tersebut hanya mencari keuntungan tanpa memikirkan kepentingan masyarakat banyak.
“Saya selaku warga aja bisa menilai jika pemborong yang membangun jembatan ini hanya mencari untung besar. Untuk apa jembatan ini dibangun sebenarnya kalau hanya cuma bisa dilewati orang bukan kendaraan yang bisa mengakses hasil pertanian kami,” ujar warga Desa Lembang Loe Dg.Situju itu dengan kesal.
Dari pantauan awak media di lokasi, Senin (01/05/2023), posisi jembatan pembangunan jembatan tersebut juga tidak simetris dengan badan jalan kampung. Bahkan lebih terkesan pondasi jembatan menuju arah lahan pertanian warga.Proyek Jembatan Rp 3 miliar Diduga Mangkrak, Bagaimana ini Dinas PUPR Gowa ?
Ironisnya, jembatan yang selesai dibangun terindikasi buru-buru memasuki akhir Desember 2022 tersebut di salah satu ujung bibir pondasi sudah nampak retak
Jika jembatan tersebut ditimbun dan disimetriskan dengan badan jalan kampung dipastikan akan memakan lahan pertanian warga. Sementara rekanan yang mengerjakan proyek pembangunan jembatan tersebut hanya melengkungkan pagar pembatas jembatan agar posisi jembatan terlihat mengarah ke badan jalan.
Sehingga adanya pembangunan jembatan permanen di desa lembangLoe produk Dinas PUPR Kabupaten Gowa ini kendati sudah setahun dikerjakan oleh perusahaan rekanan CV. Jembatan Kembar ini lebih terkesan hanya menunjukkan sebagai bukti jika jembatan tersebut telah dikerjakan dengan mengabaikan mutu dan manfaatnya. Sehingga jembatan yang tidak memiliki oprit ini lebih terkesan ditinggalkan begitu saja demi mengejar pencairan.
” Cobalah tengok, jalan desa ini tidak pernah diaspal, pembangunan jembatan yang diharapkan warga dari beberapa dusun ini agar bisa membawa hasil panen bisa mudah malah tidak bisa digunakan,” ujar warga yang ditemui sedang melintasi jembatan menggunakan kendaraan roda 2 kepada awak media.
Ironisnya, warga di Desa lembangLoe jika proyek yang dikerjakan rekanan kondisinya terkesan asal jadi tersebut malah terindikasi disebut-sebut mendapat back up dari oknum.Namun keterangan warga ini masih butuh pendalaman
Menanggapi hal itu Ketua Pansus LKPJD komisi IV Hj.Haniah Hafid dari fraksi PKB menegaskan akan memanggil pihak dinas terkait sejauh mana hasil pekerjaan tersebut
” Segera Mungkin akan memanggil dinas PU untuk mempertanyakan pekerjaan jembatan Salari desa lembangLoe Kecamatan BiringBupu ” tegasnya
Sementara itu Dinas Pekerjaan Umum dan tata ruang Gowa yang diwakili Kepala bidang Bina marga Rusdhy Apriyanto menjelaskan jika pekerjaan itu tetap dilanjutkan
” Pihak rekanan atau kontraktor siap melanjutkan pekerjaan jembatan Salari dengan membayar denda sesuai dengan aturan yang berlaku ” jelasnya
Terpisah, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bidang Binamarga Dinas PUPR Giwa bernama Adhi menjelaskan pihak rekanan atau kontraktor sudah menjalankan denda dan berjalan lima bulan
” Pekerjaan tersebut seharusnya sudah selesai tahun lalu ,tapi sampai sekarang belum selesai pekerjaan dan eksekuensinya pasti didenda ” ucapnya
Eksplorasi konten lain dari Lintas News Media
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.