PASANGKAYU, LINTASNEWSMEDIA.ID – Dalam kampanye tatap muka di Desa Dapurang, dua mantan Bupati Pasangkayu, Agus Ambo Djiwa dan Abdullah Rasyid, mengecam pilihan masyarakat untuk memilih kotak kosong dengan menyatakan bahwa pilihan tersebut sama dengan memilih “sampah”.
Pernyataan ini menimbulkan reaksi beragam, terutama dari kalangan relawan kotak kosong yang menganggap argumen tersebut merugikan demokrasi.
Agus Ambo Djiwa, yang kini menjadi anggota DPR RI setelah terpilih dalam Pileg Februari 2024, menyampaikan, “Kotak kosong itu sama saja dengan sampah. Apa logikanya kita mau memilih kotak kosong? Jangan sekali-kali kita memilih karena kebencian kepada satu orang.”
Penyampaian ini mendapatkan sambutan dari pendukungnya di lapangan sepak bola Desa Dapurang, namun memicu kemarahan dari pendukung kotak kosong.
Sementara itu, Abdullah Rasyid menekankan pentingnya memilih kandidat yang jelas, bertanya retoris kepada masyarakat, “Apakah kita mau kotak sampah (kosong) menang?” Tanya ini direspons dengan pertanyaan dan reaksi dari sebagian masyarakat yang hadir.
Namun, di tengah sorakan dukungan untuk pasangan calon Yaumil-Herny, suara dari relawan kotak kosong semakin menguat.
Ardi Trisandi salah satu relawan dari gerakan kotak kosong, mengekspresikan kekecewaannya.
“Pernyataan mantan bupati yang menyamakan kotak kosong dengan sampah menunjukkan kurangnya pemahaman tentang demokrasi. Kami memilih kotak kosong bukan karena benci, tetapi untuk menegaskan bahwa kami menginginkan perubahan dan visi yang lebih baik,” tegasnya.
Ardi melanjutkan, Kampanye seharusnya diisi dengan visi-misi, Kesehatan demokrasi di Pasangkayu harus dipelihara, dan semua pilihan milik rakyat harus dihargai.
Meski terjadi perdebatan panas dalam kampanye ini, banyak warga menganggap pandangan yang saling bertolak belakang ini sebagai tanda berkembangnya demokrasi.
Terlepas dari pro dan kontra, suasana di Kabupaten Pasangkayu tetap ramai dengan antusiasme warga untuk menentukan pilihan mereka dalam Pilkada yang akan datang.
Dengan kampanye yang semakin memanas, relawan kotak kosong berharap masyarakat dapat melihat lebih jauh dan memahami pentingnya setiap suara di waktu pemilihan, tanpa harus terpengaruh oleh stigma negatif yang dilontarkan oleh pihak tertentu.
Eksplorasi konten lain dari Lintas News Media
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.


