JENEPONTO, LINTASNEWSMEDIA.ID – Pemerintah Desa (Pemdes) Lentu menggelar Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPD) tahun 2024 yang dirangkaian program intervensi dan spesifik penurunan angka stunting di wilayah Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto, dilaksanakan di aula Kantor Desa Lentu, Kamis (27/7/2023).
Rembuk stunting dibuka secara simbolis oleh Wakil Bupati (Wabup) Jeneponto Paris Yasir, dan dihadiri Kepala Dinas P3A Hj Farida, Kades Lentu Sirajuddin, Sekdes, Camat Bontoramba Nur Lewa, Kepala BPD, masyarakat dan perangkat desa.
Wabup Jeneponto, Paris Yasir menyampaikan, kegiatan rembuk stunting ini dilakukan berdasarkan intruksi Presiden Jokowi, agar fokus menyelesaikan Stunting atau Zero Stunting di Tahun 2024 nantinya. Kabupaten Jeneponto pada Februari 2022 memiliki kasus stunting tertinggi di Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 4244 penderita.
“Alhamadulillah pada Juni bulan lalu tersisa 1700 sekian. Namun, memang masih ada curver yang meningkat sedikit, seperti di wilayah Bangkala itu masih membutuhkan penanganan yang serius,” ucap Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).
Dalam pertemuan tersebut, ia memaparkan, bahwa penyakit stunting bukan merupakan persoalan Gizi buruk saja, tapi melainkan untuk mempersiapkan generasi emas di tahun 2024 mendatang.
Ini merupakan program jangka panjang untuk anak-anak kita, agar nantinya dapat bersaing di era globaliasasi, maka disini kita harus menurunkan angka stunting, agar penerus bangsa dapat bersaing dengan Daerah lain, maka dinutuhkan penanganan serius, sehingga apa yang menjadi harapan bahwa zero stunting sudah dibawah.
“Untuk menekan angka kasus stunting di Butta Turatea ini, Bupati Jeneponto akan membuat program seperti dilakukan di Kabupaten Wajo yang telah menurunkan angka stuntingnya 80 persen,” ujar Paris.
Lanjut Paris, perlu kita lakukan intervensi spesifik dan sensitif yaitu dalam pemenuhan gizi untuk anak-anak kita yang masuk ke dalam sasaran stunting dan akan diberikan telur 1 butir perharinya selama 90 hari, agar penderita stunting terjaga dan terjamin.
“Selain itu, Tim TPPS perlu melakukan penekanan di sektor anggaran, demi Pemenuhan Makanan Tambahan (PMT) ditiap desa, agar pemberian telur merata setiap harinya,” pintanya.
Paris juga membeberkan, sejak Januari hingga Februari 2023 sebesar 4244 sasaran, dan di bulan Juni lalu tersisa 1.700. Jadi, kalau dijalankan intervensi spesifik dan sensitif, saya yakin menekan angka stunting.
“Tentunya kami akan selalu gregetan dalam bekerja dan berbuat sesuai dengan metode yang telah di sepakati bersama. Mudah-mudahan pada September nanti kita upayakan semaksimal mungkin stunting turun sekitar 80 persen,” harap Politisi Partai Nasdem.
Sebagai Ketua Tim TPPS sangat bangga kepada Desa Lentu, karena angka stunting tersisa 7 orang yang dibandingkan di Desa-desa lain, ada 30 hingga 40 orang.
“Saya berharap kepada Kades Lentu dan seluruh aparat Desa untuk menjaga warganya, agar tidak ada lagi kasus stunting baru yang bermunculan,” cetusnya.
Menurut Kades Lentu, Sirajuddin mengatakan, sejak tahun 2022 di Desa Lentu untuk kasus memang masih Lokus Stunting dengan penderita 52 anak. Sedangkan di tahun 2021 jumlah penderita menurun menjadi 17 hingga menjadi 7 orang di tahun 2023 berdasarkan data yang dikeluarkan BKKBN, Desa Lentu sudah bebas dari penderita Stunting.
“Meminimalisir angka stunting tersebut, kami di Desa Lentu mengkucurkan anggaran Rp 16 juta setiap bulan untuk per Posyandu dan itu terdiri terdiri dari 7 Posyandu. Tiap posyandu turun langsung menangani bayi dan ibu hamil untuk mencegah Stunting, disitulah kita tekan,” terangnya.
Sirajuddin menambahkan, berdasarkan data dari ke-7 wilayah posyandu yang ada, stunting tertinggi berada di Dusun Campagayya dan Dusun Paranga disebabkan kurangnya perhatian dari orang tua mereka, khususya ibunya tanpa memperhatikan kondisi gizi anaknya, sehingga terjadilah stunting. Meski pun aparat sudah sudah melakukan sosialisasi.
Kerap kali turun langsung melakukan sosialisasi, baik melalui Aparat Desa, Bidan Desa dan semua stakeholder yang berkaitan, tapi orang tua mereka masih kurang perhatian terhadap anaknya. Saya berharap kepada orang tua untuk membawa anaknya pada waktu ada penimbangan anak di Posyandu.
“Kami juga masih berharap dukungan dari Pemerintah Daerah untuk terus melihat perkembangan di desa dan dapat memberikan bantuan maupun lainya,” paparnya.
Diketahui, diakhir kegiatan RKPD tahun 2024 yang dirangkaian dengan program intervensi dan spesifik penurunan angka stunting, dilanjutkan dengan penyerahan telur kepada warga Desa Lentu. (Firman)
Editor: Roy
Eksplorasi konten lain dari Lintas News Media
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.