JAKARTA, LINTASNEWSMEDIA.ID – Komunitas sastra memperingati Anniversary Jagat Sastra Milenia (JSM) ke-4 yang penuh nuansa seni dan budaya, Anniversary tersebut mengusung tema “Setia Pada Visi dan Memperkaya Misi”, berlangsung di Cafe Sastra Balai Pustaka jalan.Bunga, Matraman, Jakarta Timur.
Pecinta seni yang tergabung dalam JSM membacakan karyanya masing-masing, yang memukau para penonton.
Penyair Pulo Lasman Simanjuntak mengatakan, tahun 2023 kemarin membacakan puisi terbaru, dan Anniversary JSM ke-4 membawakan puisi awal proses kreatif sebagai menulis sebagai penyair pemula di tahun 1980-an.
Sejak 1980 hingga 2024, sudah ada ratusan karya puisi yang telah saya diterbitkan, diantaranya 7 buku dan 35 buku antologi puisi bersama para penyair di seluruh Indonesia.
“Karya puisi saya juga telah dimuat di 23 media cetak (koran, suratkabar mingguan, dan majalah) serta dipublish di 220 media online maupun majalah digital di Indonesia dan Malaysia. Bahkan karya puisi saya sudah merambah sampai ke negara Singapura, Brunei Darussalam, Republik Demokratik Timor Leste, Bangladesh, dan India,” jelasnya.
Pulo Lasman Simanjuntak, saya salah satu mahasiwa Sekolah Tinggi Publisistik, dan sekarang disebut Universitas IISIP dari Kampus Gedung Kanisius.
Di sinilah saya tulis puisi “Kalah atau menang”, kala itu ada rekan mahasiswa STP yaitu Arief Joko Wicaksono, dan Isson Khairul, tetapi kawan dan sahabat seangkatan saya dalam awal proses kreatif menulis puisi tahun 1980-an antara lain Humam S Chudori, Harianto Gede Panembahan, Wig SM, Nanang R Supriyatin, dan Ayid Suyitno PS.
“Kami bersama kawan sekampus sedang kongkow-kongkow sebelum pulang ke rumah, maka disitulah mulai menulis puisi yang berjudul “Kalah atau menang”, katanya.
Nanang R Supriyatin mengajak mengajak para penyair untuk “makmur bersama” dengan karya tembang puitiknya.
Kompetisi ini adalah “pengantar” untuk kompetisi musik klasik yang jauh lebih besar dan paling bergengsi di Indonesia yaitu Ananda Sukarlan Award (ASA) yang diadakan tahun depan.
“Para peserta dapat memilih tembang puitik Ananda Sukarlan, dan tahun ini puluhan dari mereka memilih dari puisi bukan hanya penyair legendaris Joko Pinurbo atau Sitor Situmorang, tapi juga para penyair muda serta pendiri dan anggota JSM seperti Emi Suy, Rissa Churria, Sofyan RH. Zaid, Nunung Noor El Niel dan banyak lagi,” jelasnya.
Selain itu, Ananda Sukarlan telah mengimplimentasi sistem penjualan karya musik seperti layaknya di Eropa. Selama ini ia menjual karya-karya instrumentalnya (tanpa vokal dan teks) dan bahkan laku milyaran.
Ananda ingin mengajak para penyair untuk melakukan hal yang sama dan saling membagi hasil penjualan karya-karya tersebut.
“Kini adalah era dimana seniman tidak bekerja sendiri. Ini era 3 K (Kreatif, Kolaboratif dan Komunikatif), baik untuk kualitas artistik maupun untuk sistem pemasaran karya seni”, ujar komponis yang telah menulis lebih dari 500 tembang puitik itu.
Eksplorasi konten lain dari Lintas News Media
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.